Yogyakarta (ANTARA News) - Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaaan menggencarkan penguatan pendidikan karakter serta peningkatan
literasi dan "skill" siswa dengan melibatkan guru bimbingan dan
konseling.
"Penguatan pendidikan karakter itulah yang perlu disiapkan oleh para guru
bimbingan dan konseling," kata Plt Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
(GTK) Kemdikbud, Hamid Muhammad di Yogyakarta, Rabu.
Pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
(Abkin), Hamid mengatakan perlu ada pola baru bimbingan konseling bagi anak milenial.
"Generasi milenial yang akrab dengan internet lebih memilih layanan
konsultasi `online` dibandingkan layanan konsultasi tatap muka," katanya.
Hamid berharap anggota Abkin bisa menyampaikan permasalahan yang ada ke media
melalui tulisan agar diketahui khalayak, sehingga solusi yang diberikan
didapatkan dari dua sisi yaitu masyarakat dan kementerian.
Ketua PB Abkin, Muhammad Farozin mengatakan tujuan dari rakernas itu adalah
untuk konsolidasi pengurus pusat dan daerah untuk mendukung pemerintah mengimplementasikan
kebijakan bimbingan dan konseling.
"Kami inventarisasi permasalahan pada program studi bimbingan dan
konseling dengan hasil berupa rancangan program profesi bimbingan dan
konseling," katanya.
Ia mengemukakan, Abkin adalah organisasi profesi di Indonesia yang
beranggotakan guru bimbingan dan konseling atau konselor. Awalnya organisasi
itu bernama Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) yang didirikan pada 17
Desember 1975.
Layanan bimbingan dan konseling adalah layanan yang diberikan oleh tenaga
profesional bimbingan dan konseling kepada peserta didik dan anggota masyarakat
lainnya.
"Bimbingan dan konseling diberikan agar mereka mampu mengembangkan potensi
yang dimiliki, mengenali dirinya sendiri, serta mengatasi permasalahannya sehingga
dapat menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa
bergantung kepada orang lain," katanya.
Pewarta : Bambang Sutopo Hadi
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA